Picture1

Perempuan Peneliti Topang Kemajuan

Sains dan Inovasi

Loreal 3

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU

Sejumlah perempuan peneliti berprestasi nasional dan internasional yang mendapat penghargaan L'Oreal-UNESCO For Women in Science berbincang-bincang tentang potensi dan tantangan perempuan peneliti di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan dan ilmu pengetahuan perlu semakin diperkuat sebagai tiang penyangga peradaban dan kemajuan bangsa. Karena itu, dengan semangat Kebangkitan Nasional di abad ke-21, Indonesia seharusnya memberdayakan masa depan bangsa yang lebih cerah dengan menjadikan ilmu pengetahuan dan inovasi sebagai landasan.

”Kemajuan sains dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan bangsa ini untuk memiliki peradaban maju tidak lepas dari peran peneliti, terutama perempuan peneliti. Dunia butuh sains dan sains butuh perempuan,” kata Herawati Sudoyo, ilmuwan Eijkman Institute yang juga Dewan Juri L'Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS), di Jakarta, Rabu (22/5/2024).


Dua Dekade L’Oréal Indonesia Perkuat Komitmennya dalam Mendukung Peneliti Perempuan

MIX.co.id - L’Oréal Indonesia merayakan Beauty That Moves: Women in Science untuk memperkuat komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan. Perayaan yamg digelar pada akhir Mei itu (22/5), juga sebagai upaya L’Oréal Indonesia dalam memperingati dua dekade (20 tahun) perjalanan program L’Oréal-UNESCO For Women in Science.

Diungkapkan Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia Melanie Masriel, “Sains dan perempuan merupakan dua hal yang sangat dekat bagi L’Oréal. Selama 115 tahun perjalanan L’Oréal di bidang inovasi, perkembangan dunia sains terus menjadi salah satu fokus utama kami."

Secara global, lanjutnya, L’Oréal memiliki lebih dari 4.000 peneliti yang berhasil menghasilkan 610 paten hanya pada 2023. Dan yang menjadikan hal ini lebih istimewa adalah bahwa dari lebih dari setengah (54%) hak paten tersebut dihasilkan oleh perempuan peneliti.

"Tidak terkecuali di Indonesia, kami terus mendukung kemajuan perempuan yang berkarya di bidang sains dan ilmu pengetahuan. Karena kami percaya akan kekuatan transformatif kecantikan yang menggerakkan dunia, dan Indonesia maju," jelasnya.

Board of Jury Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science, Prof. Dr. Herawati Sudoyo mengatakan, “Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science tidak hanya memberikan pendanaan penelitian, tetapi juga menyediakan wadah bagi perempuan peneliti untuk mengekspresikan kreativitas dan inovasi mereka. Program ini mendukung peneliti perempuan di bidang life sciences dan non-life sciences, memberikan akses ke berbagai sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan riset yang lebih efektif dan produktif. Dengan mengatasi hambatan finansial, program ini memungkinkan mereka mengejar proyek ambisius yang berpotensi signifikan dalam memberikan dampak besar pembangunan bangsa.”

Konsistensi pun akhirnya berbuah menjadi hasil yang baik. Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science berhasil menjadi bukti nyata L’Oréal Indonesia dalam mendukung perempuan peneliti untuk mengambil peran dalam berkontribusi terhadap kemajuan bangsa. Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2023, disebutkan bahwa tingkat partisipasi perempuan peneliti di Indonesia mencapai 45%, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata partisipasi perempuan peneliti global yang mencapai 33%.

Sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, program L’Oréal-UNESCO For Women in Sciences dirancang untuk menggerakan komunitas perempuan peneliti dalam memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Pada hasil survei internal terbaru yang dilakukan oleh L’Oréal Indonesia terhadap alumni programL’Oréal-UNESCO For Women in Science, mayoritas alumni program sebanyak 67,5% menyatakan bahwa segregasi peran perempuan di ranah domestik dan publik menjadi tantangan utama yang seringkali dihadapi oleh perempuan peneliti.

Berangkat dari hal tersebut, L’Oréal-UNESCO For Women in Science hadir sebagai wadah kolektif yang memberikan ruang diskusi bagi perempuan dalam upaya aktualisasi diri di ranah publik, sehingga secara bersama mereka dapat menembus batasan yang ada.

Berdasarkan hasil survei yang sama, mayoritas alumni program L’Oréal-UNESCO For Women in Science 55% menyatakan bahwa di antara faktor lainnya, networking menjadi faktor yang manfaatnya dirasa paling penting bagi perempuan peneliti. Kondisi ini akan menimbulkan efek bola salju, dimana alumni program akan cenderung memberikan mentorship kepada perempuan peneliti lainnya di masa depan.

Hal ini terlihat jelas dalam data, bahwa selama 20 tahun terakhir, alumni program telah melibatkan 1.417 peneliti Indonesia yang terdiri dari 65% perempuan dalam proses penelitian yang pernah mereka lakukan. Selain itu, para alumni juga telah membimbing lebih dari 1.441 peneliti muda dan melahirkan 2.511 publikasi ilmiah.

Pada kesempatan yang sama, L’Oréal Indonesia turut menghadirkan empat figur perempuan peneliti inspiratif sebagai perwakilan alumni program L’Oréal-UNESCO For Women in Science dari seluruh Indonesia. Figur alumni inspiratif tersebut hadir untuk berbagi kisah sukses mereka mendorong sesama perempuan dalam mengatasi berbagai rintangan dalam perjalanan transformasinya.

Keempat sosok tersebut adalah Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, pemenang pertama dari Indonesia untuk program L’Oréal-UNESCO For Women in Science. Sudah berkarir selama 15 tahun di Australia sebagai seorang peneliti, akademisi dan juga CEO Lipotek Pty Ltd yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang medis dan pembuatan vaksin, Dr. Ines memiliki semangat yang besar untuk kembali ke Indonesia dalam memberikan kontribusi melalui kolaborasi dan kemitraan dengan pemerintah guna mendukung pemanfaatan sains dan hasil penelitian sebagai landasan pembuatan kebijakan.

Selanjutnya, Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, Guru Besar Institut Teknologi Bandung serta Board of Jury L’Oréal-UNESCO For Women in Science. Prof. Fenny Merupakan sosok berprestasi karena merupakan pemenang program L’Oréal-UNESCO For Women in Science di tingkat nasional pada 2006 dan internasional pada tahun 2007.

Selanjutnya, ada satu orang figur alumni program yang tidak hanya berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, namun juga terlibat dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat melalui entrepreneurship. Hal ini menunjukan bahwa program ini tidak hanya berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, tapi turut memiliki dampak dari aspek ekonomi. Sosok tersebut adalah Dr. Noryawati Mulyono S. Si, Founder Biopac.id & Alumni L’Oréal-UNESCO For Women in Science.

Selain mengajar dan melakukan penelitian, beliau aktif menjalankan perusahaan yang didirikannya yang bergerak pada bisnis solusi untuk masalah sampah plastik dan produsen biopackaging yang memimpin pengemasan sirkuler yang dapat diperluas ke berbagai format varian kemasan.

Terakhir adalah sosok peneliti muda Dr. Pietradewi Hartrianti, Dekan School of Life Sciences di Indonesia International Institute for Life-Sciences dan pemenang program L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2023. Melalui penelitiannya, apt. Pietradewi berupaya untuk menciptakan model jaringan kanker buatan dalam bentuk 3D dengan menggunakan keratin yang diperoleh dari rambut manusia sebagai bahan dasar pencetakan. Dengan demikian, kita dapat menguji obat-obatan kanker dengan lebih akurat, efektif, dan efisien. Metode ini tidak hanya meningkatkan akurasi pengujian, tetapi juga lebih efektif secara biaya dan mendukung aspek keberlanjutan dalam penelitian medis.